Senin, 23 Januari 2012

BUDIDAYA TERNAK KELINCI

1. SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut
trewelu dan sebagainya.
2. SENTRA PERIKANAN
Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu dan belum menjadi sentra produksi/dengan kata lain pemeliharaan masih tradisional.
3. JENIS
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White dan Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dengan jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White dan Californian sangat baik untuk produksi daging, sedangkan Angora baik untuk bulu.
4. MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.
5. PERSYARATAN LOKASI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising dan terlindung dari predator.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Yang perlu diperhatikan dalam usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit dan penyediaan pakan.
  1. Penyiapan Sarana dan Perlengkapan
    Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam dan melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau induk dan anak-anaknya, kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan ukuran lebih besar dan Kandang anak lepas sapih. Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm.
    Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
    1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.
    2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman pengumbaran.
    3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).
      Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.
  2. Pembibitan
    Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
    1. Pemilihan bibit dan calon induk
      Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
    2. Perawatan Bibit dan calon induk
      Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
    3. Sistem Pemuliabiakan
      Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
      1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
      2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
      3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan
        perpaduan 2 keunggulan bibit.
    4. Reproduksi dan Perkawinan
      Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
      hari di kandang pejantan dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
    5. Proses Kelahiran
      Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dengan cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
  3. Pemeliharaan
    1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
      Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab dan basah menyebabkan kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.
    2. Pengontrolan Penyakit
      Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan dan benda pencemar juga segera disingkirkan untuk mencegah wabah penyakit.
    3. Perawatan Ternak
      Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3 ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dengan membuang testisnya.
    4. Pemberian Pakan
      Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-bungkilan. Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
    5. Pemeliharaan Kandang
      Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit
      dibersihkan dengan kreolin/lysol.
7. HAMA DAN PENYAKIT
  1. Bisul
    Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
    Pengendalian: pembedahan dan pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
  2. Kudis
    Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dengan koreng di tubuh.
    Pengendalian: dengan antibiotik salep.
  3. Eksim
    Penyebab: kotoran yang menempel di kulit.
    Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
  4. Penyakit telinga
    Penyebab: kutu.
    Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
  5. Penyakit kulit kepala
    Penyebab: jamur.
    Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
    Pengendalian: dengan bubuk belerang.
  6. Penyakit mata
    Penyebab: bakteri dan debu.
    Gejala: mata basah dan berair terus.
    Pengendalian: dengan salep mata.
  7. Mastitis
    Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar.
    Gejala: puting mengeras dan panas bila dipegang.
    Pengendalian: dengan tidak menyapih anak terlalu mendadak.
  8. Pilek
    Penyebab: virus.
    Gejala: hidung berair terus.
    Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
  9. Radang paru-paru
    Penyebab: bakteri Pasteurella multocida.
    Gejala: napas sesak, mata dan telinga kebiruan.
    Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
  10. Berak darah
    Penyebab: protozoa Eimeira.
    Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar dan mencret darah.
    Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dalam 1 liter air.
  11. Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan dan pengendalianhama dan penyakit dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai dan memenuhi gizi dan penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.
8. PANEN
  1. Hasil Utama
    Hasil utama kelinci adalah daging dan bulu
  2. Hasil Tambahan
    Hasil tambahan berupa kotoran untuk pupuk
  3. Penangkapan
    Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
9. PASCAPANEN
  1. Stoving
    Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong untuk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
  2. Pemotongan
    Pemotongan dapat dengan 3 cara:
    1. Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dengan benda tumpul pada kepala dan saat koma disembelih.
    2. Pematahan tulang leher, dipatahkan dengan tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
    3. Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
  3. Pengulitan
    Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dengan posisi kelinci digantung.
  4. Pengeluaran Jeroan
    Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung dan paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
  5. Pemotongan Karkas
    Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada dan 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
  1. Analisa Usaha Budidaya
    Perkiraan analisis budidaya kelinci didasarkan pada jumlah ternak per 20 ekor induk:
    1. Biaya Produksi
      1. Kandang dan perlengkapan Rp. 1.000.000,-
      2. Bibit induk 20 ekor @ Rp. 30.000, Rp. 600.000,-
      3. Pejantan 3 ekor @ Rp. 20.000,- Rp. 60.000,-
      4. Pakan
        • Sayur + rumput Rp. 1.000.000,-
        • Konsetrat (pakan tambahan) Rp. 2.000.000,-
      5. Obat Rp. 1.000.000,-
      6. Tenaga kerja 2 x 12 x Rp. 150.000,- Rp. 3.600.000,-
        Jumlah biaya produksi Rp. 9.260.000,-
    2. Pendapatan
      Kelahiran hidup/induk/tahun = 31 ekor
      Penjualan:
      1. Bibit: 20 x 15 x Rp. 20.000,- Rp. 6.000.000,-
      2. Kelinci potong 20 x 15 x Rp. 50.000,- Rp. 15.000.000,-
      3. Feses/kotoran Rp. 60.000,-
      4. Bulu Rp. 750.000,-
        Jumlah pendapatan Rp. 21.810.000,-
    3. Keuntungan Rp. 12.550.000,-
    4. Parameter kelayakan usaha : - B/C ratio = 2,36
  2. Gambaran Peluang Agribisnis
    Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dalam cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah dan rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi didukung dengan permintaan pasar dan harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.
11. DAFTAR PUSTAKA
  1. Anonymous, 1986, Pemeliharaan Kelinci dan Burung Puyuh, Yasaguna, Jakarta.
  2. Kartadisastra. HR, 1995, Beternak Kelinci Unggul, Kanisius, Yogyakarta.
  3. Sarwono. B, 1985, Beternak Kelinci Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta.
  4. Yunus. M dan Minarti. S, 1990, Aneka Ternak, Universitas Brawijaya, Malang.
»»  Selengkapnya...

Peluang Budidaya Kelinci: Antara Si Bodoh dan Si Cerdas

Orang bodoh  akan bilang, kelinci tidak layak digarap karena belum jelas pasar penjualannya. Sedangkan orang cerdas akan berkata “inilah lahan usaha baru yang menantang karena belum banyak orang menggarapnya sehingga kita tidak perlu repot bersaing dengan kompetitor.” Orang yang tak mau maju bilang, pasar kelinci sangat sulit. Karena itu kita tidak layak ternak dalam jumlah banyak.  Orang yang berpikir maju berkata, pasar kelinci justru mudah karena bisa dijual di kandang, tak perlu repot-repot membuka pasar. Lebih cerdas lagi kalau mau mengolah hasil panen untuk dendeng kelinci, bakso, sate, abon, atau kerupuk kulit kelinci. Pemasaran bisa dilakukan secara konvensional dengan menawarkan barang unik berkualitas tiada tanding. Harga jual mahal pun tidak masalah karena daging kelinci adalah daging ekseklusif.

Orang pesimistis bilang, masyarakat kita tidak suka daging kelinci. Orang optimistis berkata, “kelinci mimiliki daging paling berkualitas di antara hewan lain sehingga layak dijadikan konsumsi protein hewani. Adapun masalah psikologis seperti kurang nyaman memakan daging kelinci bisa disiasati dengan pengemasan yang baik agar pembeli tidak teringat oleh kelucuan kelinci.” Kandungan gizi yang baik akan menjadi isu promosi yang mendrongkrak penjualan karena akhir-akhir ini banyak daging hewan tidak sehat di pasar. Orang pengecut bilang, takut beternak kelinci karena kelinci gampang mati. Orang  cerdas dan berani bilang, resiko kematian menimpa setiap makhluk hidup. Masalah kelinci mati ada sebabnya, dan sebuah tantangan yang biasa bagi kita untuk mengatasinya. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak peternak yang sukses. Orang bodoh bilang, ternak kelinci membutuhkan banyak modal, antara lain kandang rumah, kandang baterai, peralatan dan obat-obatan sehingga akan menguras penghasilan. Orang cerdas berkata, tidak ada ternak yang tidak memakai modal. Modal besar sekalipun tidak masalah karena akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar.
Orang cerdas akan mengambil peluang ternak atau bisnis kelinci sebagai potensi. Dengan inilah ia pasti serius menggali pengetahuan secara mendalam sehingga ia tidak salah melangkah. Apa langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh orang cerdas dalam beternak?
Pertama, mengetahui secara luas dan mendalam tentang seluk-beluk kelinci. Dunia perkelincian tidak bisa dikenali cukup dengan satu dua bacaan, apalagi sekedar infomasi lewat telpon/sms seperti kebanyakan orang. Kita jangan sok praktis dengan bertanya sekali dua kali atau hanya melihat satu dua peternakan lantas berkata, “aku bisa menjalankan usaha.” Sikap sok tahu ini sebenarnya milik orang bodoh. Akan lebih baik jika mula-mula sebelum banyak bertanya kepada orang kita membaca buku kelinci secara lengkap, termasuk buku yang membicarakan bisnis dan pemasarannya. Kenapa demikian? sebab setiap orang pasti akan bertanya, kemana menjualnya? harganya berapa? dan seterusnya. Kebanyakan orang kita masih awam dalam hal ini. Supaya cerdas dan memperoleh ilmu secara cepat sebaiknya membaca buku panduan terlebih dulu. Ini lebih efektif dan murah dibanding banyak bertanya lewat telpon maupun datang jauh-jauh ke peternak.  Orang bodoh bilang, harga buku mahal, dan karena itu lebih suka menghabiskan pula atau plesiran dengan biaya tinggi. Sementara orang pinter bilang, harga buku murah karena dengan beberapa buku ia akan dapatkan ilmu pengetahuan yang luas.
Kedua, setelah membaca buku barulah kemudian studi lapangan datang langsung ke peternak, syukur langsung magang. Dengan bekal pengetahuan teori dari buku, kita akan bisa membenturkan antara teori dengan praktik. Harus disadari pula bahwa pengetahuan yang baik selalu memakai pendekatan antara teori dan praktik secara bersamaan. Buku memang tidak menjamin pengetahuan praktis sebab buku hanya memberikan pedoman. Ini kebanyakan buku-buku di Indonesia yang memang tipis-tipis. Karena itu tidak ada salahnya membeli buku dalam jumlah beberapa jenis sebagai studi perbandingan. Dari situlah nanti kita akan dibuat bingung karena perbedaan. tetapi percayalah ini hanyalah fase awal. Fase kedua adalah praktik dan konsultasi pada peternak handal yang bisa menjelaskan secara ilmiah. Jangan asal percaya kepada rumus yang tidak ilmiah. Tanyalah alasan-alasannya secara logis. Sama seperti pada buku, materi di dalamnya mesti kita uji apakah masuk akal atau tidak. Misalnya dalam hal kelinci boleh minum atau tidak. Apakah masuk akal makhluk hidup tidak boleh diberi air minum?  Dalam hal etika juga berlaku begitu. Apakah etis jika sebuah buku untuk orang Indonesia memperbolehkan pemotongan kelinci dengan cara memukul kepala atau memelintir leher? Kita orang timur, mestinya memakai budaya yang sesuai masyarakat kita. Akhirul kalam, buku juga harus kita kritisi.
Ketiga, teruslah belajar dan bekerja dengan giat. Tidak ada usaha tanpa resiko dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Bukan hanya di peternakan kelinci, melainkan di sektor usaha manapun. Semua harus diusahakan secara sungguh-sungguh agar potensi usaha yang baik tidak terbengkelai.
»»  Selengkapnya...

Usaha Peternakan Kelinci

Ada banyak cara untuk memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan perekoomian. Salah satunya adlah apa yang telah dilakukan waraga desa sendang sari Minggir jogja yang menghimpun diri untuk membuat kelompok peternakan kelinci.
Alasan pengembangan usaha peternakan kelinci adalah untuk pemberdayaan masyarakat yang kurang mampu. Terlebih lagi untuk bahan makanan kelinci yang tidak terlalu sulit dan mahal yaitu berupa rumput.
Salah satunya adAlah Suharyanto, Yang tinggal di dukuh bandan desa sendangsari kecamatan minggir kabupaten Sleman. Alasan pemilihan jenis ternak kelinci ini adalah karena perawatannya mudah, yaitu pakannya Cuma rumput. Pakan tambahan katul, untuk penggemukkan.
Sebelum memulai ternak kelinci, Suharyanto mengunjungi peterna-peternak kelinci dengan skala besar dan cukup lama menggeluti usaha ini untu bertanya mengenai prospek usaha tersebut. Menurut mereka, usaha ternak kelinci prospeknya sangat bagus. Bukan Cuma dagingnya saja yang bisa dimanfaatkan tetapi kotorannya juga laku dijual, misal urin dan kotoran padat.
Dari segi produksi ternaknya, sepasang indukan bisa mengalami masa kawin 3 kali dalam setahun. Kawin bunting 1 bulan, lahir hingga usia anakan 2 bulan bisa dijual. 1 minggu s.d 10hari, indukan bisa dikawinkan lagi. Sekali melahirkan, setiap indukan bisa menghasilkan rata-rata jumlah anakan bisa mencapai 6-7 ekor.  Jenis bibt bermacam-macam, yaitu:
  • Jenis ram, khusus untuk kelinci peternak atau pembibitan, diperoleh dari peternak pembibitan
  • Jenis bigon, khusus untuk kelinci pedaging atau konsumsi (sate atau tongseng), hasil persilangan antara jawa dengan ram, yang diperoleh dari peternak.
Awal Modal pertama 1 babon/indukan, setelah berjalan beberapa waktu kok dirasa mudah, akhirnya menambah 1 indukan lagi. Seorang famili melihat prospek kelinci tersebut tertarik untuk memberi modal. Modal untuk kandang 2juta, bibit 3 juta, kandang kecil 1juta dan sekarang mencapai 15 ekor indukan pada akhir januari 2009.
Untuk Pakan kelinci adalah  rumput: biasanya mencari sendiri karena di lingkungan sekitar banyak, dan sebelum diberikan ke kelinci harus dibiarkan dahulu sampai layu karena rumput dalam kondisi segar dan basah mengandung banyak air sehingga bisa mengakibatkan kelinci kembung yang cukup riskan untuk kesehatan kelinci.
Untuk merangsang pertumbuhan kelinci pedaging, diberi makan katul dan ampas gandum. Sedangkan peternak besar biasanya katul dicampur ampas tahu yang sudah diperas, komposisi ini lebih bagus untuk kelinci. Biaya pakan, katul Rp1600/kg, untuk 15 indukan butuh 10kg/minggu.
Penyakit Kelinci
Dalam beternak kelinci, hal yang paling penting unutk diperhatikan adalah kebersihan kandang karena akan menjauhkan unsur penyakit, terutama gudik/korengan. Kelinci sangat riskan dengan penyakit gudik, bila sudah terlanjut terjangkiti maka tinggal disuntik dengan wermaisin sehingga koreng bisa langsung kering.
Yang kedua, harus teliti dalam mengamati kesehatan kelinci. Apabila kondisi kotoran kelinci dalam kondisi cair, harus segera ditangani. Kesulitan yang dihadapi dalam beternak kelinci, mayoritas peternak mengalami kesulitan dalam proses melahirkan anakan-anakan kelinci, terutama pada kondisi cuaca yang tidak menentu atau pergantian suhu yang signifikan.
Bila kondisi stabil dalam kondisi suhu panas atau dingin dalam waktu yang cukup lama, kondisi ini bagus dan mempermudah bagi indukan yang mau melahirkan. Tetapi bila kondisi suhu yang berubah-ubah cukup drastis, hal ini akan menyulitkan indukan ketika mau melahirkan.
Dalam manajemen usahanya, setiap pengeluaran selalu dicatat. Begitu pula, jumlah indukan dan jumlah anakan yang baru lahir. Setiap kelahiran anakan selalu disisakan 1 ekor untuk regenerasi, lainnya dijual. Organisasi usaha belum ada karena masih ditangani sendiri. Hanya saja, tergabung dalam kelompok peternak dan sudah tercatat di PPL Kecamatan Minggir.
Pemasaran
Sebelum melakukan pemasaran menjalin hubungan dengan peternak-peternak besar, selalu konsultasi atau crosscheck dengan peternak-peternak besar karena peternak-peternak besar sering kesulitan dalam memenuhi permintaan konsumen langsung (end user).
Untuk Jenis Kelinci hias, ada beberapa jenis dan paling diminati adalah three colour (3 warna) dan segmennya adalah menengah ke atas. Papilon atau dua warna. Martin, bagian atas hitam dan perut putih.
Kelebihan kelinci hias, bulunya halus. Jenis vlam, postur tubuhnya panjang dan besar serta mempunyai telinga yang lebar. Jenis spot, spot hitam dan spot merah, termasuk kelinci unggulan. Jenis vlam dan spot termasuk kelinci yang banyak diminati oleh hobiis.
Kompetitor
Diantara peternak kelinci tidak ada rasa persaingan dan setiap peternak selalu menjalin kerjasama dengan peternak lain. Terutama peternak-peternak besar selalu mau membantu atau memberi bimbingan kepada peternak-peternak pemula dalam menjalankan usaha ini.
Harga
Harga kelinci tergantung usianya. Jenis vlam atau spot ukuran besar dengan usia 2 bulan bisa mencapai Rp150.000/pasang. Ukuran sedang Rp60-70ribu/pasang. Bligon (jawa-vlam) usia 2 bulan Rp40-50rb. Kalo indukan, bligon diatas 160rb/ekor tergantung postur tubuh. Spot dan vlam indukan diatas Rp200rb, tergantung postur tubuhnya juga.
Pemasaran hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan peternak besar dalam melayani klien mereka dan bila terjadi kesepakatan harga, jika jumlahnya sedikit, kelinci bisa diantar atau pembeli (peternak besar) ambil sendiri jika jumlahnya cukup banyak.
Vlam dan spot usia 4-5 bulan Rp150-200rb/ekor, tergantung ukuran dan kondisi fisik. Bligon usia 4-5 bulan Rp50-60rb/ekor. Rex three color 4-5bulan Rp100-150rb, tergantung ukuran dan kondisi fisik.
Keuangan. Omset siklus produksi 3 bulan, dalam kondisi lancar, setelah masa bunting 1 bulan dimana rata-rata setiap 1 indukan menghasilkan 6 ekor anakan≈3 pasang dan 2 bulan kemudian anakan dijual dengan harga Rp60rb/pasang. Sebagai pemula, dengan kondisi suhu yang selalu berubah-ubah, tingkat kelahiran sangat kecil. Dari 6-7 ekor yang lahir hanya berhasil 2 ekor.
»»  Selengkapnya...

Minggu, 22 Januari 2012

Beternak Kelinci

Beternak kelinci memang menggiurkan. Apalagi kelinci hias, harganya bisa 10 kali lipat harga kelinci konsumsi. Urine dan fecesnya pun bisa dijadikan fulus. WiyonoApabila hobi Anda berwisata kuliner pasti sependapat bahwa restoran dengan menu daging kelinci kian menjamur. Teksturnya yang lembut dan gurih makin digemari karena kandungan kolesterol daging kelinci jauh lebih rendah dibandingkan daging sapi atau kambing sehingga lebih sehat bila dikonsumsi. Sejatinya budidaya kelinci telah lama pula dilakukan orang.

Sebab keuntungan beternak kelinci lumayan menggiurkan. Binatang ini sudah siap kawin ketika memasuki usia enam bulan dan masa buntingnya relatif pendek, yakni 29-31 hari. Sekali reproduksi kelinci beranak 4-12 ekor anak, artinya tidak butuh waktu lama untuk mencapai titik impas usaha.Namun tidak hanya itu, seiring berkembangnya kelompok masyarakat penyuka binatang hias, hewan imut-imut bertubuh mungil dengan bulunya yang lembut itu telah masuk hitungan sebagai incaran para pehobi. Maka dari sisi nilai ekonomi jelas semakin menguntungkan.

Rudy Hustamin yang telah lebih dari tujuh tahun menggeluti usaha ternak kelinci, khususnya kelinci hias, mengatakan hal serupa. “Lebih menguntungkan kelinci hias karena bermain di dunia hobi. Kalau berhubungan dengan hobi orang tidak pernah melihat uang, berapa saja berani. Jenis New Zealand untuk konsumsi dilepas di pasaran dengan harga Rp 10.000.

Sedangkan kelinci hias jenis hotot dijual Rp 100.000,” ujarnya.Lebih rinci, kelinci hias mulai memiliki nilai jual setelah 2,5 bulan. Dalam setahun seekor indukan mengalami tiga kali masa kawin atau tiga kali bunting. Taruh kata, rata-rata sekali beranak melahirkan 5 ekor, berarti dalam setahun menghasilkan 15 anakan. Dengan harga jual Rp 75.000,00-Rp 100.000,00, maka setahun per ekor bisa menghasilkan pendapatan hingga Rp 1.500.000,00, dengan kelangsungan hidup mencapai umur 4 tahun. Indukan yang sudah tidak produktif tersebut masih memiliki nilai ekonomis, yakni sebagai hewan potong di resto atau warung sate kelinci.Memang benar, untuk memenuhi selera konsumen,

Rudy tidak hanya mengandalkan satu jenis kelinci lokal, melainkan juga mendatangkan beberapa jenis kelinci hias dari luar negeri, seperti lop, angora, rex, hotot, dutch, dwarf, lion, maupun flemish giant. Perbedaannya, apabila kelinci lokal secara fisik bagian mulut dan telinganya lebih panjang, tubuhnya relatif lebih besar dengan bobotnya 2-3 kg dan biasanya terdapat pola-pola di atas bulu, kelinci jenis impor lebih variatif. Ada kelinci berjenis kuping turun, kuping kecil, dan sebagainya.

Kelinci jenis hotot yang paling besar bobot tubuhnya hanya 1,5 kg. Tetapi terdapat pula kelinci impor, yakni flemish giant, per ekor beratnya bisa mencapai 10 kg.Untuk segi pemeliharaan, secara umum antara kelinci hias dengan kelinci lokal, yang sebagian besar hanya untuk keperluan konsumsi, tidak berbeda jauh. “Tetapi karena asalnya dari luar negeri maka perlu sedikit adaptasi. Kelinci hias lebih gampang mati, kelinci lokal tidak,” Rudy menjelaskan.

Yang paling pokok, setiap hari kebersihan kandang harus dijaga. Sebab kalau tidak, binatang-binatang ini rentan penyakit, terutama diare, scabies, dan radang paru-paru.Sementara itu mengenai biaya operasional, khususnya pakan kelinci hias, peternak tidak boleh hanya bergantung pada rumput atau kangkung saja melainkan harus disertai makanan tambahan.

Tapi jangan khawatir, dalam hitungan akhir, jatuhnya biaya malah lebih murah. Rudy mengaku biasa memberikan pellet buatan dari bahan dedak, bungkil kedelai, dan ampas kelapa. Dalam sebulan ia bahkan memproduksi sendiri tidak kurang dari 20 ton pellet untuk dipasarkan dengan berbagai nama merek. “Kita punya induk sekitar 1.300 ekor, hanya membutuhkan sekitar 6 karung rumput setiap hari, ditambah pakan konsentrat 70 kg. Efisien sekali, kalau hanya pakai rumput, sehari harus satu truk,” akunya. Di Bandung, Jawa Barat, Rudy telah memiliki kandang berbaterai berisi sekitar 1.300-2.000 indukan, dan mempekerjakan kurang lebih 50 orang. Setiap minggunya ia biasa mengirim kelinci hias ke seluruh pet shop di Jakarta dan sekitarnya sebanyak 600-700 ekor. Namun bukan hanya kelinci hias atau penjualan pellet saja, Rudy bertutur, terdapat beberapa penghasilan tambahan lain pula. Pasalnya baik urine (air kencing) atau feces (kotoran) kelinci memiliki nilai jual tinggi. Urine yang ditampung lalu dikemas dalam botol dan diberi label, dijual sebagai pupuk organik Rp 10.000,00/liter.

Dalam sebulan paling tidak ia bisa mengumpulkan 1.500 botol. Sementara itu feces dicampur dengan abu sekam sisa bahan bakar pabrik tahu miliknya, di Jakarta laku Rp 6.000 per sak sebagai pupuk tanaman. “Setiap minggu kita bisa kirim sekitar 800 karung. Lebih gede sampingannya,” imbuhnya sambil tersenyum.Menurutnya, beberapa waktu terakhir prospek cerah kelinci hias semakin bertambah setelah merebak kasus flu burung.

Sedikit demi sedikit binatang unggas mulai ditinggalkan, kemudian orang ganti melirik kelinci. Maka sebagai antisipasi akan permintaan pasokan yang terus meningkat ia mengembangkan plasma di daerah Ciwidey dan menyiapkan sebuah lokasi berkapasitas lebih besar di Cipanas. “Ke depan akan ramai sampai ke luar kota. Kita sudah masuk sampai ke Samarinda, dan Papua,” ujar pengusaha yang kini sudah merambah budidaya hamster, sapi perah, pabrik tahu, hingga jual-beli perusahaan tersebut.Bisnis penangkaran hamster pria kelahiran Jambi 1972 ini pun boleh dibilang berhasil. Tiap minggu Rudy dapat menjual 2.000-3.000 ekor binatang pengerat mirip tikus tersebut ke seluruh Jabodetabek, ditambah ekspor sebulan sekali sebanyak 3.000 ekor ke Arab Saudi.

Bersamaan dengan itu ia juga mengirim kelinci hias sekitar 300-400 ekor tiap satu atau dua bulan sekali.Menyinggung pengembangan budidaya kelinci hias dengan sistem plasma, Rudy berujar, jikalau hal itu relatif lebih mudah dijalankan, dikarenakan beternak kelinci lebih bagus apabila tidak dipelihara dalam satu kelompok berjumlah besar. Alasan utama pengelolaan akan lebih mudah dilakukan, seperti merawat kebersihan kandang dan mengawinkan indukan setiap hari.“Saya punya planning di masa depan akan mengajak kerja sama pemerintah, kalau nanti sudah siap, saya akan menyiapkan bibit yang bagus sekitar 5.000 ekor untuk proyek masyarakat di daerah tertinggal.

Kelinci itu berkembang biaknya cepat, sehingga minimal membantu penyediaan protein hewani,” katanya seraya mengaku, pada awalnya pun ia hanya berpikir untuk berbisnis kelinci potong, bukan untuk binatang hias. “Karena di Jakarta ternyata lebih respek untuk hias,” imbuhnya beralasan.Sejarahnya, selepas terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, mantan karyawan di perusahaan IT tersebut mulai mencari kesempatan membuka usaha sendiri.




Setelah sekian waktu menimbang-nimbang, tahun 2000 ia tertarik pada budidaya kelinci yang menurutnya waktu itu belum banyak pesaing. Saat itu dia mempercayakan modal Rp 12 juta kepada salah seorang kenalan untuk mengelola usaha tersebut di Cianjur, Jawa Barat. Tetapi sayang tidak berjalan mulus, hanya berjalan 3 bulan akhirnya berantakan.Tidak patah semangat, tahun 2001 ia mulai usaha kelinci hias tersebut di daerah Bandung dan tidak lagi mengandalkan orang lain, melainkan ditangani sendiri. Rudy juga gigih dalam hal pemasaran, seminggu sekali, atau tiap ada kesempatan, ia sambangi setiap pet shop di Jakarta satu per satu, sehingga akhirnya membuahkan hasil. Meskipun pada awalnya banyak yang kurang yakin kelinci bisa hidup dengan hanya diberi makanan pellet, namun setelah terbukti, seterusnya pemasaran pun berjalan lancar. Bahkan khusus untuk pakan, dalam sebulan ia bisa menjual sampai 20 ton dengan harga Rp 4 ribu- Rp 6 ribu
»»  Selengkapnya...

Cara Budidaya Kelinci dan Keuntungannya

Cara Budidaya Kelinci dan Keuntungannya

Potensi dan tujuan beternak kelinci :
Penghasil daging, bisa sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Di antara jenis kelinci penghasi daging adalah : Vlaams, New Zealand, White England dll
Penghasil anakan atau bibit, ditujukan untuk mendapatkan ternak pengganti (replacement stock) dan juga ternak hias. Jenis kelinci yang banyak diminati untuk ternak hias antara lain : angora, lion, dan rex totol
Penghasil bulu dan bahan industri, sebagai contoh adalah kelinci jenis angora. Dalam setahun seekor kelinci angora mampu menghasilkan 100-200 gram wool dengan 4 kali pemotongan. Tetapi di Negara kita belum ada yang mengusahakan.
Sebagai bahan percobaan medis atau hewan laboratorium

Keuntungan Budidaya Kelinci

Sedikit kami singgung tentang panca usaha peternakan :
Panca usaha peternakan
1. Penggunaan bibit unggul
2. perkandangan yang memenuhi syarat
3. pemberian ransum yang tepat (kwantitas dan kualitas)
4. Pencegahan penyakit
5. Pemasaran hasil atau produk

Kiat-kiat memilih kelinci yang baik :
- Pergerakan lincah dan aktif
- Mempunyai nafsu makan yang tinggi
- Performance tubuh seimbang (besar kepala dengan panjang tubuh dll)
- Bermata bulat bercahaya, selaput matanya bersih, mempunyai pandangan yang tajam dan cerah
- Telinganya lebar dan panjang minimal 10 cm
- Bagian-bagian yang berlubang (hidung, mulut, telinga, dubur) terlihat bersih
- Berkaki normal (terlihat kuat, kokoh dan berkuku pendek)
berbadan bulat, berdada lebar, padat dan singset
- Berbulu bersih, licin, halus, mengkilat dan rata
- Ekornya terlihat kecil, tumbuh lurus ke atas dan tampak menempel ke punggung serta bentuknya tidak miring
- tanda lain untuk induk betina adalah mempunyai cukup bulu untuk membuat sarang beranak, mempunyai pinggang yang lebar dan jumlah putting susu paling sedikit 8

Perkandangan
Lokasi :
- sinar matahari yang masuk cukup
- bersuhu sejuk, berkisar antara 15-20°C
- mempunyai ventilasi yang baik untuk pergerakan udara
- tempatnya kering
- lingkungannya tenang dan tak jauh dari rumah, karena berhubungan dengan keamanan ternak
- diusahakan disekitar kandang terdapat naungan
Keuntungan Budidaya Kelinci
Kandang
- Bahan murah, awet, dan mudah di dapat
- Mampu melindungi ternak dari cuaca buruk
- Mempunyai tempat pembuangan kotoran
- Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu
- Ukuran kandang bisa flexible, bisa dipakai patokan ukuran pxlxt : 90×60x60 cm, sarang beranak berukuran pxlxt : 40×30x30 cm

Makanan
Makanan kelinci yang baik adalah yang terdiri dari sayuran hijauan, biji-bijian, dan makanan penguat (konsentrat). Makanan hijauan yang diberikan antara lain semacam rumput lapangan, limbah sayuran seperti kangkung, selada air, daun bunga kol, daun wortel, wortel, dan lain-lain. Sayuran hijau yang akan diberikan pada kelinci ini kalau bisa telah dilayukan dan jangan dalam keadaan segar. Proses pelayuan selain untuk mempertinggi kadar serat kasar, juga untuk menghilangkan getah atau racun yang dapat menimbulkan kejang-kejang atau mencret. Biji-bijian bisa berupa jagung yang digiling halus (hanya untuk campuran konsentrat), konsentrat : polard (kulit gandum), dedak halus, ampas tahu (terbatas).

Jadwal pemberian pakan :
Hijauan dengan jumlah sedikit diberikan sekitar pukul 07.00 atau 08.00 pagi setelah kandang dibersihkan terlebih dulu, kemudian pada pukul 10.00 pagi diberikan konsentrat, dan pada pukul 15.00 diberikan hijauan lagi tapi dalam jumlah yang banyak
Keuntungan Budidaya Kelinci
Jumlah pakan yang diberikan
Konsentrat untuk
Induk bunting sekitar 1 ons/hari, dan untuk induk menyusui : 1,5-2 ons/hari, sedang hijauan diberikan secara bebas. Konversi pakan yang bagus adalah 3:1
Pencegahan penyakit
Penyakit kelinci yang sering timbul adalah kudis (scabies), mencret dan perut kembung. Untuk kudis anda bisa mengobatinya dengan vormectin yang bisa kita beli di poultry shoup terdekat. Mencret disebabkan pola makan yang salah atau makanan yang diberikan sudah basi hijauan banyak mengandung air sedikit serat. Untuk penyakit perut kembung bisa dicegah dengan tidak memberikan pakan yang masih basah atau kandungan airnya cukup tinggi. Cara mengobatinya adalah dengan pemberian obat sulfa seperti norit atau minyak adas.
Keuntungan Budidaya Kelinci
Pemasaran hasil atau produk
Produk atau hasil dari beternak kelinci adalah sebagai berikut :
1. Daging/karkas
2. Anakan/bibit
3. Bulu/kulit
4. Penelitian
5. Kotoran
»»  Selengkapnya...

Sabtu, 21 Januari 2012

INVESTASI TERNAK KELINCI

INVESTASI TERNAK KELINCI

Assalammu'alaikum,... Salam Sejahtera,...!!!

Berikut kami sampaikan Penawaran Investasi Bisnis di Bidang Ternak Kelinci.

Mari bergabung bersama kami untuk ikut mensejahterakan tarap hidup perekonomian Desa, Niat tulus anda sangatlah mulia... betapa tidak...?!!! Setiap Dana yang anda tanamkan disini berarti anda ikut mensejahterakan kehidupan para petani berpenghasilan minim di kampung kami, dengan sistem plasma bermitra dengan petani Insya Allah bisa mnguntungkan semua pihak.

Berikut ilustrasi perhitungan Simple dan asal usulnya program ini saya jalankan... simak dengan seksama uraian dibawah ini;

Seiring banyaknya peminat untuk berinvestasi dan beternak Kelinci, Membuat kami gerah untuk menolak permintaan permintaan tersebut. Banyak pertanyaan yang masuk baik lewat email, telpon maupun sms,.... kemudian kami menyusun suatu program untuk mengurangi tingkat kerugian para peternak pemula yang ingin terjun langsung berinvestasi dalam usaha ternak kelinci.
"Mas berapa sih Modal untuk Beternak Kelinci?"...... "Mas berapa sih Harga Indukan Kelinci?"... "Mas aku pengen banget beternak tapi gimana memulainya?".... "Mas gimana sih cara ngurus Kelinci?"......    Wauw.... fantastis...!!!! pertanyaan begitu banyak... lalu apa Jalan Keluarnya....???....

Mari bergabung bersama kami, mari belajar bersama kami, yuk kursus jadi peternak rame rame.... sambil belajar bisa langsung menghasilkan uang....!! dalam waktu 3 bulan saya jamin anda bisa jadi peternak yang mandiri.... setelah 2x panen Insya Allah modal anda akan kembali dan bila anda ingin coba menjalankan usaha sendiri kami mempersilahkan anda untuk membawa indukan yg sudah anda beli sesuai nilai awal investasi anda.

Di kota manapun anda berada, barangsiapa yg sudah menjalin kerjasama ini bersama kami, maka anda adalah bagian dari networking kami, dan berhak mendapatkan promosi di web ini dan berhak memiliki nama (Branded Name "Taman Kelinci"),

Ayo...!!! siapa cepat dia dapat, dan anda yg pertama mempunyai taman kelinci di kota anda masing-masing, seperti halnya akan segera hadir "Taman kelinci Karawang" ... "Taman Kelinci Tanggerang" ... "Taman Kelinci Depok" ... Taman Kelinci KUDUS Jateng" ... Taman Kelinci KEDIRI Jatim"... "Taman Kelinci JOGJA" ... dan masih banyak lagi menyusul di seluruh kota di NUSANTARA.

Taman Kelinci Ciwidey siap menyediakan Lahan, kandang serta Bibit Unggul Kelinci sesuai dengan Jenis Kelinci yang anda inginkan....!!! UNTUK INVESTASI ANDA.  Nilai investasi bisa disesuaikan dengan kesiapan anda, seberapa besar Nominal uang  yang akan  anda tanamkan untuk modal usaha ini...

Yuk kita bahas bersama....!!! dengan sistem bagi hasil selama kursus beternak di tempat kami..... Berapa sih Modalnya Mas...?????

Baiklah kami menawarkan beberapa PAKET INVESTASI MAPAN (Masa Depan)

1. Paket MAPAN Utama Rp 25jt

Dengan Ilustrasi sebagai berikut: Dengan Modal Investasi Rp 25,000,000,-
Pembelian Bibit 100 ekor                  =  Rp 25,000,000,- ( 90ekor betina + 10ekor Jantan )
(Jenis Kelinci Pedaging)
==================================================================

Asumsi : 90 induk betina menghasilkan 6 ekor anak kelinci (hitungan pahitnya)
Masa Panen dalam 1Tahun adalah 5x, Masa Kehamilan Kelinci 30hari, Masa Pembesaran 3-4bln (untuk mencapai bobot minimal 2kg siap Jual).

Hitungan Pendapatan:
90 Induk x 6anak kelinci = 540 ekor x 2kg x Rp 20,000 = Rp 21,600,000,-
Rp 21,600,000 x 5kali panen = Rp 108,000,000,- Dalam 1Tahun

Pengeluaran:
Biaya Perawatan, Pakan, Vitamin, Obat-obatan & operasional Rp 2,500,000/bulan /100 ekor
Hanya 1x saja untuk 6bulan pertama.

Perhitungan Laba/Rugi dalam 1 Tahun pertama adalah :

Pendapatan 1 Tahun      = Rp 108,000,000,-
Pengeluaran 1 Tahun     = Rp  30,000,000,-
Laba                              = Rp  78,000,000,-

(Ilustrasi lebih detil kami paparkan dalam bentuk Budgeting Cost....!!!)

2. Paket MAPAN Sejahtera ( Rp 20 Jt )
    Ilustrasi Hitungan di kurangi 20% dari Utama. (80 Ekor Kelinci)

3. Paket MAPAN Bahagia ( Rp 15 Jt )
    Ilustrasi Hitungan di kurangi 40% dari Utama (60 Ekor Kelinci)

4. Paket MAPAN Ceria ( Rp 10 Jt )
    Ilustrasi Hitungan di kurangi 60% dari Utama (40 Ekor Kelinci)

5. Paket MAPAN Pemula ( Rp 5 Jt )

    Ilustrasi Hitungan di Kurangi 80% dari Utama (20 ekor Kelinci)

Catatan
* Lokasi peternakan ada di Kota Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
* Bisa survey Lokasi terlebih dahulu, untuk lebih meyakinkan.
* Konsep Peternakan "Taman Kelinci Ciwidey" bisa berfungsi sebagai tempat observasi, Pelatihan beternak, objek Wisata Edukasi, Menciptakan Lapangan Kerja, Peluang Usaha, Investasi bisnis, "investasi Suara"... dll,.

* Sistem bagi Hasil yang kami tawarkan adalah 65% untuk investor dan 35% untuk peternak.
* Jadi dalam kurun waktu 2x panen Modal Utama anda sudah kembali..!!!
* Jangka waktu 2x panen adalah 6 bulan.
* Masa kontrak 1tahun pertama dan bisa di perpanjang... (flexible)
* Total Investasi adalah Investasi pembelian Bibit + biaya Perawatan


Salam Ternak

Baraya Rabbit's

Breeder's & Consultant                                                                                                     

Taman Kelinci
Jl. Walini No. 18 RT 01 RW 31 Desa Rancaekek Wetan Kec. Rancaekek Kab. Bandung Jawa Barat
Phone : 087822028877
»»  Selengkapnya...

Mengintip Fulus dari si Pemakan Wortel


Dengan penampilannya yang imut dan menggemaskan, kelinci tak cuma menyenangkan digendong-gendong. ernak kecil itu juga bisa dijadikan komoditas komersial sebagai penghasil daging maupun satwa kesayangan. Usaha ternak kelinci biasanya diawali pelaku bisnis dari hobi. Yanti, salah satunya. Pemilik Riponti Rabbit, peternakan kelinci hias di Pangkalan Jati V, Jakarta Timur ini merasakan manfaat ganda antara menyalurkan kegemaran dan meraih keuntungan. Keduanya bisa berjalan, “Asalkan kelinci dikembangkan secara intensif dengan pemberian pakan dan perawatan yang benar dan tepat,” kata ibu kelahiran 1966 itu.
Demikian pula Sinto Syam, pemilik Istana Rabbit, peternakan kelinci di Bogor-Jabar. Dia berpendapat, prospek usaha peternakan kelinci cukup menjanjikan. Pasalnya,  nilai ekonomis kelinci cukup tinggi. Harga kelinci hias di pasaran lokal bermain pada kisaran Rp100 ribu hingga Rp500 ribu per pasang. Sementara anak kelinci konsumsi bisa laku dijual Rp30 ribu sepasang. Sedangkan setiap ekor kelinci konsumsi dewasa dihargai Rp20 ribu.

Modal Kecil
Saat berbincang dengan AGRINA, Yanti mengatakan usaha ternak kelinci hias akan balik modal dalam waktu 6 bulan sampai satu tahun. Skala peternakannya minimal 100 ekor kelinci betina dan 10 ekor kelinci jantan. Namun karena memulai bisnis pada 2005 dari hobi, ia hanya bermodalkan Rp500 ribu. Modal yang tak seberapa ini habis untuk membeli sepasang kelinci hias, biaya pembuatan kandang, dan penyediaan pakan.

Kini usaha Yanti sudah berkembang mencapai 30 ekor kelinci hias yang terdiri dari empat jenis, yaitu Lop, Dutch, Rex, dan Tan. Menurut pengamatan dia, maraknya usaha ternak kelinci baru berjalan satu dua terakhir. Saat ini Riponti Rabbit sudah mampu menjual anakan kelinci hias umur dua bulan sebanyak 3—5 pasang per bulan. Harga per pasang jenis Dutch dan Rex mencapai Rp60 ribu—Rp70 ribu, sedangkan Lop Rp150 ribu—Rp200 ribu. Sementara Tan masih belum dijual lantaran masih merupakan koleksi baru.
Di Istana Rabbit yang merangkap sebagai rumah tinggal seluas satu hektar, Sinto mengembangkan 15 jenis kelinci hias dan sejumlah ras kelinci lokal untuk konsumsi.

Mengenai perawatan kelinci, Yanti menilai mudah dan murah. Pihaknya hanya menganggarkan biaya pakan hijauan sebanyak Rp5.000 per hari untuk 30 ekor kelinci. Hijauan ini merupakan limbah dari pasar tradisional, seperti sisa sayuran termasuk wortel. Meski limbah, “Jangan beli yang sudah membusuk,” ia menyarankan. Pakan lainnya berupa rumput dan ubi-ubian.
Menu pakan kelinci rupanya tak hanya wortel seperti dalam dongeng anak-anak. Yanti juga memberikan pellet khusus khusus bagi kelinci yang dibelinya dengan harga Rp15 ribu per kilo. Seekor kelinci maksimal menghabiskan satu kilo per hari, sehingga untuk semua kelincinya ia menyediakan 25—30 kg pellet per bulan.
Ditambahkan mantan pegawai bank itu, setiap hari kelinci diberi makan dua kali, pagi hari dan menjelang malam. Jumlahnya minimal seperlima bobot badan kelinci. Hal penting lainnya adalah menjaga kelinci agar tidak mengalami dehidrasi dengan memberikan minum yang banyak.
Pengembangbiakan kelinci di tempat Sinto dilakukan secara sederhana. Kelinci diletakkan dalam kandang permanen. Setiap kandang terdiri dari satu pasang. Setelah induk kelinci bunting, dipindahkan ke kandang khusus sampai melahirkan. “Daur mulai dari birahi, bunting, dan menyusui hingga siap jual mencapai waktu sekitar empat bulan,” kata Sinto. Dalam satu periode, kelinci dapat melahirkan anak 5—8 ekor. Kelinci dapat dijadikan induk mulai umur 5 bulan hingga 3 tahun.
Kecuali pakan dan minum, kebersihan kandang harus dijaga dengan penyemprotan air setiap hari. Hal ini untuk menjaga agar kelinci tidak mudah terserang penyakit, seperti penyakit kulit dan diare.
»»  Selengkapnya...